Sabtu, 11 Januari 2014

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA TELLER TERHADAP KEPUASAN NASABAH TABUNGAN XXX

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1     Pengertian Bank
           Pengertian bank menurut kegiatan usahanya dikemukakan dalam Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (2002:9) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.


2.2     Pengertian dan Karakteristik  Jasa
2.2.1    Pengertian Jasa
Kotler, (2007) mendefinisikan sebagai berikut:
“Setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik.”

Supranto (2001) mendefinisikan jasa sebagai berikut:
“Jasa/pelayanan merupakan sesuatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta nasabah lebih dapat berpatisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut.”.

2.2.2    Karakteristik Jasa Yang Mencolok
            Menurut kotler(2007) jasa memiliki empat karakteristik yang mencolok yang sangat mempengaruhi disain program pemasaran sebagai berikut:

a.      Tidak Berwujud (Intangibility)
            Berbeda dari produk fisik jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli akan mencari bukti mutu jasa tersebut. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu tempat, orang-orang, peralatan, bahan komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat. Karena itu, tugas penyedia jasa tersebut adalah ’mengelola bukti tersebut’untuk , mewujudkan suatu yang tidak terwujud.
            Perusahaan jasa dapat berupaya menunjukkan mutu layanan mereka melalui bukti fisik dan presentasi. Andaikanlah suatu bank ingin mempromosikan diri sebagai bank yang ’cepat’ bank tersebut dapat mewujutkan strategi pemosisian ini melalui sujumlah alat pemasaran :
1.      Tempat – eksterior dan interior seharusnya mempunyai sudut-sudut yang bersih. Tata letak meja dan arus lalu lintas seharusnya direncanakan dengan saksama. Antrian tidak bolehterlalu panjang.
2.      Orang-Karyawan seharusnya sibuk. Seharusnya terdapat karyawan yang jumlahnya mencukupi untuk menangani beban kerja.
3.      Peralatan-Komputer, mesin foto copy, meja seharusnya tampak ”canggih”
4.      Bahan komunikasi, bahan cetakan, teks dan foto seharunya mengambarkan efisiensi dan kecepatan.
5.      Simbol, nama dan simbolnya menggambarkan layanan yang cepat.
          Pemasaran jasa harus mampu mengubah jasa yang tidak terwujud menjadi manfaat yang konkret. Untuk membantu ” mewujutkan suatu yang tidak terwujud,” Carbone dan Haeckel mengusulkan beberapa konsep dengan nama rekayasa pengalaman pelanggan ( custemer experience engineering).(dalam Levis p.Carbone dan Stephan H.Haeckel, ”Engineering Customer Experiences” Marketing management (Musim Dingin)1994.Perusahaan-perusahaan pertama-tama harus mengembangkan gambaran yang jelas tentang seperti apa persepsi pelanggan tentang suatu pengalaman yang diinginkan perusahaan tersebut dan kemudian merencancang beberapa petunjuk kinerja dan konteks yang sesuai untuk mendukung pengalaman tersebut. Dalam kasus bank, apakah teller mengeluarkan jumlah uang yang tepat merupakan suatu penjuk kinerja; petunjuk konteksnya apakah teller tersebut mengenakan pakaian yang pantas. Petunjuk konteks dalam bank disampaikan oleh orang-orang (humanika) dan benda-benda (mekanika). Perusahaan tersebut menggabungkan petunjuk-petunjuk tersebut dalam suatu cetak biru pengalaman, suatu referensi gambar berbagai petunjuk tersebut. Sejauh mungkin, petunjuk-petunjuk tersebut berkaitan dengan kelima indra

b.        Tidak Terpisahkan (Inseparability)
            Biasanya jasa dihasilkan dan dikosumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang-barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikosumsi kemudian. Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedianya adalah bagian dari jasa itu. Karena klien terebut juga hadir pada saat jasa itu dihasilkan, interaksi penyedia klien merupakan ciri kusus pemasaran jasa.
            Dalam kasus jasa hiburan dan profesional, pembeli sangat tertarik pada penyedian jasa tertentu itu. Apabila klien memiliki preferensi penyedian jasa yang kuat, harga akan dinaikkan untuk menjatah waktu terbatas penyedian yang lebih disukai tersebut.

c.         Bervariasi (Variability)
            Karena tergantung pada siapa memberikannya serta kapan dan dimana diberikan, jasa sangat bervariasi. Perusahaan-perusahaan jasa dapat mengambil tiga langkah dalam rangka mengendalikan mutu :
1.        Berinvestasi dalam prosedur perekrutan dan pelatihan yang baik. Merekrut karyawan yang tepat dan memberikan pelatihan yang sangat bagus kepada mereka sangat berperan penting, terlepas apakah karyawan adalah profesional sangat terampil atau pekerja yang memiliki keterampilan rendah. Idealnya, karyawan harus menunjukkan kompetensi, sikap peduli, tanggung jawab, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah, dan kemauan baik.
2.        Menetapkan standar proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi tersebut. Tugas ini dilakukan dengan menyiapkan cetak biru jasa (service blueprint) yang menggambarkan kejadian-kejadian dan proses dalam grafik alur. Dengan tujuan untuk mengenai titik-titik kemungkinan kegagalan .
3.        Memantau kepuasan pelanggan. Melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan belanja perbandingan.

d.        Tidak Tahan Lama (Parishability)
            Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak (perishability) tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. Jika permintaan berfluktuasi, perusahaan-perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit.

2.3     Pengertian Loyalitas
Loyalitas menurut Freddy Rangkuti (2003 ;3) mrupakan gabungan antara proses intelektual dan emosional antara pelanggan dan perusahaan. Loyalitas merupakan seni yang ada dalam pikiran kita. Akibatnya loyalitas tidak dapat dipaksakaan, meskipun loyalitas dapat di ukur dan dikelola.
Selanjutnya Griffin (2003) menyatakan bahwa pelanggan cenderung loyal jika diberikan produk yang dapat dipercaya dengan harga bersaing dan dengan kesulitan pembelian minimum. Disamping itu juga keakraban dengan pelanggan juga sangat penting, maksudnya membagi dan membidik pasar dengan ketepatan yang akurat dan menyesuaikan tawaran supaya mampu memenuhi tawaran pelanggan. Artinya perusahaan harus dapat merespon kebutuhan dan permintaan khusus pelanggan dengan cepat. Para pelanggan cenderung menjadi loyal pada perusahaan jika tenaga penjual dapat mengembangkan hubungan yang personal dengan pelanggan. Tenaga penjual lebih senang melayani pelanggan yang berulang dibanding pelanggan baru. Pelanggan juga akan tergantung pada bantuan karyawan yang sudah biasa dihubunginya. Hubungan simbiotis ini menguntungkan perusahaan maupun pelanggan. Pada umumnya pelanggan berulang memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terpuaskan dan karyawan yang berhubungan dengan pelanggan yang puas akan merasa senang dan dapat meningkat pelayanannya.

2.4     Aspek Sukses Industri Jasa
            Perusahaan jasa pernah tertinggal dari perusahaan-perusahaan produksi dalam menggunakan pemasaran karena perusahaan tersebut berukuran kecil, atau karena merupakan bisnis-bisnis profesional yang tidak mnggunakan pemasaran, atau karena menghadapi permintaan yang besar atau persaingan yang kecil: tetapi hal ini tentu saja sudah berubah. (kotler:2005)
             Yindrizal (2008) mengatakan bahwa dalam pemasaran jasa keberhasilan sangat ditentukan oleh penyedia jasa, proses dan pelanggan, disamping harga, lokasi dan komunikasi. Menurut kotler (2000 : 607), sukses suatu industri jasa tergantung pada sejauh mana perusahaan mampu mengelola ketiga aspek berikut :
a.         janji perusahaan mengenai jasa/ pelayanan yang akan disampaikan kepada pelanggan.
b.        Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji tersebut.
c.         Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada pelanggan.
            Model kesatuan dari ketiga aspek tersebut dikenal sebagai segitiga jasa, dimana sisi segitiga mewakili setiap aspek. Kegagalan disatu sisi menyebabkan segitiga roboh. Artinya, industri jasa tersebut gagal. Dengan demikian, pembahasan industri jasa harus meliputi perusahaa, karyawan dan pelanggan. Status dan peran perusahaan, karyawan serta pelanggan terlihat pada diagram segitiga pemasaran jasa menurut Kotler (2000: 607) sebagai berikut

Diagram Segitiga Pemasaran Jasa               
PELANGGAN
EXTERNAL MARKETING
Menetapkan janji mengenai
produk/jasa yang akan
disampaikan

INTERACTIVE MARKETING
menyampaikan produk /jasa sesuai dengan yang telah disampaikan

         MANAJEMEN                                                        KARYAWAN

INTERNAL MARKETING
membuat agar produk /jasa yang
disampaikan sesuai dengan yang dijanjikan

Perusahaan
Status    : Fasilitator terhadaap karyawan agar mampu melayani pelanggan.
Peran     :
v Sebagai penyelidik keinginan pelanggan
v Sebagai pembuat spesifikasi jasa yang akan disampaikan.
v Sebagai pemberdaya karyawan agar mapu menyampaikan jasa kepada pelanggan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Karyawan
Status : Penyampai jasa
Peran   :
v  Sebagai jasa itu sendiri (contoh, teller, costumer service,)
v  Sebagai personifikasi atau gambaran dari perusahaan.
v  Sebagai pemasar jasa secara itdak langsung.

Pelanggan/ nasabah
Status : Penerima jasa
Peran   : Sebagai penilai kualitas jasa

2.5     Dimensi Kualitas Jasa (Serv Qual)
Parasuraman, Zeithmal dan Berry (1985) melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis industri jasa. Sebelum mengelompokkan ke dalam lima dimensi, ketiga peneliti ini berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor yang dinilai konsumen dan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas jasa, yaitu : accsess, communication, competence, courtesy, credibility, reliability, responsiveness, security, understanding, dan tangible.
Selanjutnya Parasuraman (1988) melakukan kembali penelitian pada kelompok fokus (focus group), baik pengguna maupun penyedia jasa. Akhirnya ditemukan hasil, bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara  communication, competence, courtesy, credibility, dan security yang kemudian dikelompokan menjadi satu dimensi yaitu assurance. Demikian pula halnya mereka menemukan hubungan yang sangat kuat diantara accsess dan understanding yang kemudian digabung menjadi dimensi emphaty. Akhirnya Parasuraman (1988) mengemukakan lima dimensi kualitas jasa. Kelima dimensi tersebut adalah (Jasfar 2002):
  1. Reliability ( kehandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai dengan jadual yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali. Adapun atribut-atribut yang berada dalam dimensi ini antara lain adalah (Parasuraman , 2005): Memberikan pelayanan sesuai janji, Pertanggung jawaban tentang penanganan konsumen akan masalah pelayanan, Memberi pelayanan yang baik saat kesan pertama kepada konsumen, Memberikan pelayanan tepat waktu, Memberikan informasi kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan direlisasikan
  1. Responsiveness (daya tanggap)
Yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan konsumen menunggu, terutama tanpa alas an yang jelas, akan menimbulkan kesan negative yang tidak seharusnya terjadi. Kecuali jika kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa menjadi suatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman , 2005): Memberikan pelayanan yang cepat, Kerelaan untuk membantu / menolong konsumen, Siap dan tanggap untuk menangani respon permintaan dari para konsumen
  1. Assurance (jaminan)
Meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, sopan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak personel untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko. Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman , 2005): Karyawan yang memberi jaminan berupa kepercayaan diri kepada konsumen, Membuat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan perusahaan, Karyawan yang sopan, Karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan dari konsumen
  1. Emphaty (empati)
Meliputi sikap kontak personel maupun perusahan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan. Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman , 2005): Memberikan perhatian individu kepada konsumen, Karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumennya
  1. Tangibles (produk-produk fisik)
Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana komunikasi serta yang lainnya yang dapat dan harus ada dalam proses jasa. Atribut-atribut yang ada dalam dimensi ini adalah (Parasuraman, 2005 ): Peralatan yang modern dan Fasilitas yang menarik
Parasuraman Zeithaml, dan Berry merumuskan mutu jasa yang menekankan syarat-syarat utama dalam memberikan mutu jasa yang tinggi. Model tersebut, meidentifikasi lima kesenjangan yang mengakibatkan ketidak berhasilan penyerahan jasa.
1.   Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memahami dengan tepat apa yang diinginkan pelanggan.
2.    Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa. Manajemen mungkin memahami dengan tepat keinginan-keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar kenerja.
3.   Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyerahan jasa. Karyawan mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau mamatuhi standar; atau mereka dihadapkan oleh standar yang saling bertentangan.
4.   Kesenjangan antara penyerahan jasa dan komunikasi eksternal. Harapan-harapan konsumen dipengaruhi pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan perwakilan dan iklan peruasahaan.
5.   Kesenjangan antara persepsi jasa dan jasa yang diharapkan. Kesenjangan ini terjadi apabila konsumen tersebut memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut.
            Berdasarkan model mutu jasa ini. Para periset menemukan lima penentu mutu jasa. Kelima disajikan menurut tingkat kepentingannya. (kotler: 2007, diambil dari Leonard L. Berry dan A. Parasuraman, Marketing Service: Competing Through Quality (New York: Free Press, 1991), hal 16.
1.      Keandalan. Kemanapun melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat
2.      Daya tanggap. Kesedian membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat
3.      Jaminan. Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan
4.      Empati. Kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan
5.      Benda berwujud. Penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi
            Berdasrkan lima faktor ini, periset mengembanagkan 21 item skala SERVQUAL/ mutu jasa (lihat tabel ). Mereka juga mencatat bahwa ada wilayah toleransi atau kisaran dimana persepsi tentaang dimensi jasa akan dianggap memuaskan, yang di beri jangkar oleh tingkat minimum yang ingin diterima konsumen dan tingkat yang diyakini pelanggan dapat dan harus diserahkan. ”Pencerahan Pemasaran: Peran Harapan terhadap Persepsi Mutu-Jasa” menggambarkan pentingnya riset terkini tentang pemasaran jasa ”Memo Pemasaran: Menilai Mutu E-Service meninjau model-model mutu layanan online.
KEANDALAN
§   Memberikan pelayanan sesuai janji
§   Pertanggung jawaban tentang penanganan konsumen akan masalah pelayanan
§   Memberi pelayanan yang baik saat kesan pertama kepada konsumen
§   Memberikan pelayanan tepat waktu
§   Memberikan informasi kepada konsumen tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan direlisasikan
EMPATI
§   Memberikan perhatian individu kepada konsumen,
§   Karyawan yang mengerti keinginan dari para konsumennya

DAYA TANGGAP
§   Memberikan pelayanan yang cepat
§   Kerelaan untuk membantu / menolong konsumen
§   Siap dan tanggap untuk menangani respon permintaan dari para konsumen
PRODUK-PRODUK FISIK
§   Peralatan yang modern
§   Fasilitas yang menarik

JAMINAN
§   Karyawan yang memberi jaminan berupa kepercayaan diri kepada konsumen
§   Membuat konsumen merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan perusahaan
§   Karyawan yang sopan
§   Karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan dari konsumen


2.6        Fasilitas Jasa Perbankan Yang Behubungan Dengan Teller
Secara umum tugas teller adalah sebagai pelaksana atas penyelenggaraan pelayanan kepada nasabah di area front office berupa penerimaan setoran tunai dari nasabah dan pembayaran tunai pada nasabah.
Fungsi pelayanannya sangat berbeda dengan costumer service, walaupun sebagian fungsi CS secara tidak langsung juga diemban oleh kasir atau teller. Fungsi teller yang pertama adalah sebagai orang yang menerima semua setoran tunai dari berbagai pihak. Pendek kata semua uang masuk biasanya melalui kasir atau teller. Kemudian fungsi teller yang kedua adalah sebagai orang yang melakukan pembayaran tunai kepada berbagai pihak. Artinya semua uang yang keluar dari perusahaan harus melewati kasir atau teller. Penyetoran tunai dan penarikan tunai. Dan jugaa menerima transaksi non tunai dalam bentuk pemindahbukuan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

Tugas Teller.
§  Menerima setoran  tabungan nasabah dan membukukannya.
§  Teller memeriksa apakah cara mengisi slip / warkat sudah benar baik pengisian  no.rekening, nama pemilik rekening, nominal dan terbilangnya serta mencocokan spesiment dengan contoh speciment yang ada pada bank/buku tabungan.
§  Terima dan hitung uang yang disetor nasabah dengan cepat tepat didepan nasabah. Jika perlu gunakan mesin hitung uang.  Periksa keaslian uang jika perlu gunakan alat deteksi.
NB :    bila uang yang disetor masih menggunakan “ BAN Bank lain “ maka langsung ganti dengan BAN uang BPD Sum-bar.
§  Tugas teller selanjutnya adalah membukuan transaksi tersebut kedalam program Olibs pada menu ;
§  siapkan warkat pada printer untuk divalidasi sebagai bukti transaksi.
§  Bubuhkan paraf teler pada warkat dan warkat untuk nasabah diberi stempel bank.
Setiap transaksi / mutasi seperti penerimaan uang harus diparaf dan dibubuhi stempel serta tanda validasi hal ini berfungsi sebagai bukti bahwa warkat sudah diproses oleh teller.
Langkah penting saat membayar atau menerima uang adalah setiap melakukan pembayaran dan penerimaan uang teller harus menyesuaikan dengan sistem dan prosedur yang berlaku di bank. Seperti pada saat penerimaan lembar cek teller harus memeriksa cek dan memperhatikan tgl pencairan cek,  ( Umur cek tidak boleh lebih dari 70 hari sejak tanggal penerbit) , materai  & kepada siapa cek tersebut dibayarkan, cocokan speciment dan stempel perusahaan. Jika cek atas nama TUNAI maka boleh dicairkan oleh siapa saja pembawa cek tetapi kalau yang punya cek mengatas namakan, maka cek tersebut harus dicairkan oleh nama yang tertera di cek. Teller meminta nasabah untuk menyerahkan fotokopy KTP atau identitas lain  dan membukukan transaksi tersebut, proses pembukuan pencairan cek sama dengan transaksi tunai tabungan. Cek silang yang diberi dua garis miring sejajar pada bagian muka. Cek tersebut tidak dapat diuangkan tunai, hanya dapat dipindahbukukan.
Teller  harus pandai dalam mencari jalan keluiar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh nasabahnya.
Teller dalam melayani para nasabah selalu berusaha menarik dengan cara menyakinkan para calon nasabah agar nasabah bank yang bersangkutan merasa aman dan nyaman dalam transaksi tunai dan non tunai. Selain itu teller juga harus dapat menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank dan menjaga nasabah baru yang baru menggunakan fasilitas bank.

2.7  Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang –Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Misalnya dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu, atau setiap hari atau setiap saat. Kemudian dalam hal sarana atau alat penarikan juga tergantug dengan perjanjian antara keduanya.
            Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung dari persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkaa. Alat ini dapat digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat –alat yang dimaksud adalah :

1.        Buku Tabungan
Kepada setiap penabung biasanya diberikan buku tabungan. Didalam buku tabungan berisi catatan saldo tabungan, penarikan, penyetoran, dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.
2.        Slip penarikan
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan ini biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3.        Kartu yang dibuat dari Plastik
yaitu sejenis kartu yang dibuat dari plastik yang digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya, baik uang yang ada di bank maupun di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
4.        Kombinasi
Yaitu penarikan tabungan yanag dapat dilakukan kombinasi antara buku tabungan dengan slip penarikan.

2.7.1    Tabungan sikoci
Tabungan sikoci merupakan salah satu jenis tabungan produk dan dikelola hanya oleh Bank Nagari. Sikoci = menyelamatkan dalam kesulitan.  Fasilitas yang diperoleh nasabah :
       Tingkat bunga disesuaikan dengan Keputusan Direksi yang berlaku (dapat berubah) dan dihitung berdasarkan saldo harian.
       Diundi 2 kali setahun dengan hadiah yang menarik
       Kesempatan memperoleh hadiah lebih besar
       Kesempatan memperoleh hadiah lebih besar.
       Penarikan dan penyetoran dapat dilakukan setiap hari kerja pada semua kantor Bank Nagari..
       Dapat dijadikan media pembayaran Rekening Listrik, Telepon, Handphone, PDAM, Uang Kuliah, PBB, PPH, PPN, Kiriman Uang (Transfer), dll.
       Penabung diasuransikan.
       Dapat ditarik dengan ATM.

Persyaratan :
       Mengisi formulir permohonan pembukaan tabungan SIKOCI
       menyerahkan fotocopy KTP/SIM/PASPORT (bagi WNA)
       setoran awal minimal Rp. 25.000
       saldo minimum Rp. 25.000
       biaya administrasi rekening disesuaikan dengan Keputusan Direksi yang berlaku (dapat berubah).

2.8     Kepuasaan Pelanggan ( Customer Satisfaction )
            Kotler (2005) mengatakan kepuasan pelanggan itu sendiri adalah perasaan senang atau kecewa yang berasal dari perbandingan antara kenyataan yang ada dengan harapan
Menurut Widyanto (2003) kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil yang sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.
Dari dua defenisi diatas dapat dijelaskan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaaan seseorang yang dihasilkan setelah menikmati sesuatu dan kemudian membandingkan kinerja suatu produk dengan harapannya terhadap produk tersebut.

2.8.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan didefenisikan sebagai respon pelanggan terhadap kediaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian.
Pelayanan yang diberikan seyogyanya bukan sekedar melaksanakan tugas sehari-hari yang bersifat rutinitas, melainkan lebih dari itu, pelayanan yang diberikan memiliki target untuk memuaskan nasabah. Pada umumnya setiap nasabah yang datang selalu ingin pelayanan yang terbaik (service excelent). Hal ini sangat wajar mengingat besarnya kontribusi keuntungan yang diberikan nasabah terhadap pihak bank. Semakin nasabah dianggap penting, maka semakin tinggi tingkat kenyamanan dan keinginannya untuk bertransaksi di bank.   
Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa. Kepuasan pelanggan, selain dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa juga ditentukan oleh kualitas produk, harga dan faktor yang bersifat pribadi.
Kotler (2000) menyatakan beberapa alasan pentingnya kepuasan pelanggan bagi penyedia jasa, yaitu :
a)        Stay loyal longer, dengan tercapainya kepuasan pelanggan/konsumen secara continue, maka loyalitas pelanggan dapat tercapai.
b)        Buys more as the company introduces new product and upgrade existing products, pelanggan akan menjadi teman baik bagi perusahaan yang mempercayainya.
c)        Talks favorably about campany and its product, jika pelanggan merasa puas maka ia akan menyebarkan pengalamannya dan inilah yang merupakan word-of-mouth positif
d)       Offers product ideas to the company, karena selalu merasa puas maka pelanggan tidak akan berpaling pada produk lain.
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu strategi untuk memperoleh pelanggan dan mempertahankan pelanggan. Strategi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan sesuai dengan kebutuhan masing-masing

2.8.2 Strategi Kepuasan Pelanggan
Tujuan dari strategi kepuasan pelanggan adalah untuk membuat pelanggan tidak mudah pindah ke pesaing ( Gaspersz, Vincent 1997 : 133). Strategi yang dapat dipadukan untuk meraih kepuasan pelanggan adalah :
1.      Strategi Kepuasan Pelanggan
Dalam strategi perusahaan menjalin kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulang. Agar relationship marketing dapat diimplementasikan, perlu oleh perusahaan untuk terus membina hubungan baik dalam jangka panjang. Dengan tersedianya informasi mengenai nama pelanggan, perusahaan diharapkan dapat memuaskan pelanggannya secara lebih baik yang pada gilirannya dapat menumbuhkan loyalitas pelanggan.
2.      Strategi Unconditional Service Guarantee
Strategi memberikan garansi atau jaminan istimewa secara mutlak  yang dirancang untuk meringankan resiko atau kerugian dipihak pelanggan. Garansi tersebut menjanjikan kualitas prima dan kepuasan pelanggan yang optimal sehingga dapat menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi.
3.      Strategi Superior Customer Service
Ini adalah strategi menawarkan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh pesaing. Dana yang besar, sumber daya manusia yang andal, dan usaha yang gigih diperlukan agara perusahaan dapat menciptakan pelayanan yang superior.
4.      Strategi Penanganan Keluhan Yang Efektif
Ini adalah strategi menangani keluhan pelanggan dengan cepat dan tepat, dimana perusahaan harus menunjukkan perhatian, keprihatinan, dan penyesalannya atas kekecewaan pelanggan agar pelanggan tersebut dapat kembali menjadi pelanggan yang puas dan kembali menggunakan produk / jasa perusahaan tersebut. Proses penanganan keluhan pelanggan yang efektif dimulai dari identifikasi dan penentuan sumber masalah yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh.
5.      Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan
Perusahaan menerapkan strategi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan komunikasi, salesmaship dan public relations kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan memuaskan pelanggan ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan.

2.8.3 Pengukuran Kepuasaan Pelanggan
Tjiptono (2005), teknik untuk pengukuran kepuasan konsumen dapat menggunakan pengukuran secara langsung dengan pertanyaan atau pernyataan mengenai seberapa besar mengharapkan suatu atribut tertentu dari seberapa besar
yang dirasakan, responden menilai antara kesesuaian antara apa yang diharapkan
dan apa yang didapatkan dari pelayanan perusahaan.
Menurut Kottler (2000) minimal terdapat empat metode yang digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
1.        Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pelanggan wajib memberikan kesempatan kepada pelanggan bagi pelanggan untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan. Media yang digunakan antara lain kartu komentar, saluran telepon bebas pulsa, dan lain sebagainya.
2.        Ghost shopping
Yakni dengan memperkerjakan beberapa orang ghost shoppers yang berperan sebagai pelanggan potensial perusahaan dan pesaing, kemudian melaporkan hasil temuannya.
3.        lost costumer analysis
Perusahaan menghubungi pelanggan yang telah beralih ke pesaing guna mengetahui alasan kenapa dia beralih.Tujuannya untuk dapat mengambil kebijakan perbaikan atau peyempurnaan .
4.        Survai kepuasan pelanggan, umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan menggunakan metode survai maupun wawancara langsung.Melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.



2.9     Harapan Pelanggan
            Pelanggan menciptakan harapan-harapan layanan dari pengalaman masa lalu, cerita dari mulut ke mulut kemulut, dan iklan. Pelanggan membandingkan jasa yang dipersepsikan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dipresepsikan berada dibawah jasa yang diharapkan, pelanggan akan kecewa. Jika persepsi jasa yang memenuhi atau melebihi harapan mereka, mereka akan cendrung menggunakan penyedian tersebut lagi. Perusahaan yang sukses menambah manfaat pada tawaran mereka yang tidak hanya memuaskan pelanggan melainkan juga mengejutkan dan menyenangkan mereka. Menyenangkan pelanggan adalah masalah bagaiman malampaui harapan pelanggan.
                       

2.10   Faktor-Faktor Sikap Dasar Profesional

Untuk memiliki sikap dasar yang baik dalam usaha sangat ditentukan oleh faktor yang melekat pada diri tenaga kerja yang bersifat :
* Internal :       - Kepribadian
* External :      - Kondisi fisik secara utuh
- Guest Relation
- Team work yang baik

Kepribadian

Bentuk kepribadian meliputi :
1.        Sopan santun dan ramah tamah
Seorang tenaga kerja di bagian manapun harus bersikap hormat dan sopan kepada tamu, rekan sekerja atasan dan bawahan. Selain itu harus bersikap ramah tamah, walaupun mungkin dalam situasi berat dan lelah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kesan ramah dan sopan santun :
a.         Berbicara dengan jelas dan irama yang menyenangkan.
b.         Mempunyai kebiasaan tersenyum waktu berbicara.
c.         Mengucapkan salam kepada para tamu dan rekan kerja yang ditemui di lingkungan tempat kerja, lebih sopan dengan menyebut nama.
d.        Tidak mempunyai kebiasaan memotong pembicaraan orang lain.

2.        Jujur dan siap menolong
Faktor kejujuran merupakan hal yang utama ditanamkan bagi setiap calon karyawan usaha terutam jasa, karena pada saat membeli konsumen menginginkan rasa nyaman dan aman akan keberadaannya, hal ini dikaitkan dengan barang bawaan para pembeli. Disinilah para karyawan diuji kejujurannya, karena sekali berbuat tidak jujur tidak akan dipercaya lagi, bahkan mengandung resiko berat bagi kelangsungan usaha.
Sikap tidak jujur akan merugikan anatra lain, nama perusahaan akan jatuh akibat ketidakjujuran karyawan dimata konsumen. Dengan sikap jujur para karyawan akan mendorong usaha tambah maju, yang berarti kemajuan pula bagi karyawan.
Para konsumen yang calon membeli ingin sesuatu bukan hanya yang berupa material tapi juga rasa aman dan service yang memuaskan. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi semua pelayan untuk bisa secara cepat dan tepat memberikan pertolongan atau bantuan yang diperlukan tamu.

Bentuk pertolongan secara sederhana, misalnya :
Menawarkan sesuatu tanpa diminta, bahkan tersenyum pun dapat di kategorikan sebagai pertolongan bagi para konsumen yang baru tiba di outlet kita.

3.        Tepat waktu
Dalam bekerja berhubungan erat dengan waktu, sehingga di perlukan waktu baik dalam kehadiran jam kerja serta pelayanan kepada para tamu yang memerlukan waktu. Untuk itu jadwal kerja yang sudah di tetapkan harus di tepati. Agar tidak terjadi beban hendaknya datang 15 menit lebih awal, sehingga pada saat pergantian shift, sempat mengadakan serah terima dengan karyawan yang akan pulang mengenai hal-hal yang perlu di selesaikan. Apalagi jika hal ini berhubungan dengan tamu.

Kondisi Fisik Secara Utuh (Penampilan)

Penempilan seoarang karyawan dapat menimbulkan kesan tertentu secara keseluruhan. Dengan demikian setiap karyawan harus memperhatikan , memelihara dan menjaga kesehatan serta kebersihan badan maupun pakaian serta sikap tubuh yang menunjukakkan kesiapan dengan tugas – tugas.
a.         Keadaan tubuh
Bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian :
1. Rambut                               
2. Tangan dan kuku                
3.  Gigi                                               
4.  Kaki
5. Kumis dan Jenggot
6. Postur : berdiri selalu tegak dan tegap
7. Pakaian seragam
Pakaian seragam yang di berikan oleh perusahaan di samping untuk keindahan dan keserasian juga menimbulkan rasa kebersamaan. Selain itu juga untuk menimbulkan rasa kebanggaan yang ingin di tonjolkan sehingga membentuk image positif ke perusahaan kita.

b.        Kebiasaan – kebiasaan negatif
Seperti : merokok, bersin, menggaruk – garuk bagian tubuh, memasukkan jari ke lubang hidung agar di kendalikan. Kebiasaan positif : selalu mengatur kebersihan lingkungan dan alat kerja, kebiasaan ini harus di pupuk dan di kembangkan.

Guest Relation / Hubungan Dengan Tamu

Guest relation didalam dunia penjualan memegang peranan penting untuk memberikan kesan positif serta menimbulkan hasrat tamu untuk memebeli pruduk dari usaha kita. Hal ini penting dipahami terutama bagi para petugas pelayanan yang langsung berhubungan dengan tamu/ nasabah. Faktor penting yang harus dipahami dan diterapkan meliputi : penampilan, cara berbicara, keadaan fisik serta kesiapan membantu tamu, yang kesemuanya ini dirumuskan dalam singkatan PLEASE.
P – Postur (sikap tubuh yang baik)
L – Look and listen (senantiasa mengamati dan mendengarkan)
E – Expression (raut muka yang menyenangkan)
A – Appearance (peampilan yang pantas)
S – Speech and smile (berbicara jelas dan tersenyum ramah)
E – Eagerness to serve (bersemangat melayani)

Kerja Sama (Team Work) Yang Baik

Usaha jasa atau non jasa mempunyai tujuan yang sama diantaranya yang terpenting adalah memperoleh keuntungan / profit maksimal. Tujuan ini dapat dicapai bilamana ada iklim atau kondisi kerja sama dari seluruh karyawan. Kerja sama yang ada meliputi kerja sama antar pegawai dalam satu out late atau bekerja sama antar unit kerja sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu menjadi tugas dan tanggung jawab para karyawan yang langsung membawahi operasional kegiatan. Adalah menjadi tugas para karyawan untuk selalu memupuk rasa kebersamaan diantara karyawan serta memupuk rasa ikut memiliki (sense of belonging). Pemahaman prosedur kerja (SOP) adalah dasar yang penting bagi para karyawan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan. Hal tersebut tentunya harus didasari oleh semangat dan implementasi dari Visi – Misi yang sudah ditetapkan perusahaan

Note: Untuk File Lengkap Hub:


Tidak ada komentar: